Festival Budaya Queer Seoul Kembali Setelah 3 Tahun Dalam Diskriminasi oleh Instansi-Instansi Korea
- lgbtnewskorea
- 18 Mar 2023
- 3 menit membaca
Festival Budaya Queer Seoul adalah festival budaya minoritas seksual terbesar yang diadakan di Korea, dan pada saat yang sama, merupakan tempat demonstrasi menuntut penghapusan diskriminasi terhadap kaum LGBT. Festival ke-23 ini dapat dijalankan lagi setelah tiga tahun absen karena COVID-19, tetapi masih harus menanggung administrasi diskriminatif dari Kota Seoul.
Penerjemah bahasa Indonesia: Payung
Pemeriksa bahasa Indonesia: -
Penulis bahasa asal: Miguel
Pemeriksa bahasa asal: ź¶ķ, ė ģ“, ģģ¤ķ
Festival Budaya Queer Seoul, acara minoritas seksual terbesar di Korea, telah diadakan di Seoul Plaza pada tanggal 16 Juli. Karena COVID-19, acara tersebut sebagian besar diadakan secara online selama 2 tahun terakhir, tetapi setelah 3 tahun, acara tersebut dapat dijalankan offline bersama banyak peserta. Walaupun Festival menghadapi pertentangan secara administrasi dari Kota Seoul, diikuti hujan deras yang turun tepat sebelum pawai, dan disertai teriakan keras oleh golongan pembenci sekitar Seoul Plaza, tetapi panitia memperkirakan 135.000 peserta mengadakan acara dengan penuh semangat.









Otoritas Kota Tidak Kooperatif dengan Festival
Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan kenyataan bahwa lembaga pemerintah Korea secara sistematis mengabaikan minoritas seksual, beserta fakta bahwa lembaga administratif Pemerintah Metropolitan Seoul sangat tidak kooperatif dalam mengadakan festival. Pemerintah Metropolitan Seoul membentuk 'Komite Warga untuk Mengoperasi Plaza Secara Terbuka' untuk meninjau apakah akan mengadakan Festival Budaya Queer Seoul atau tidak, dan komite ini mengatakan akan meninjau apakah festival itu 'sehat'. Penggunaan Seoul Plaza untuk acara lain dioperasikan dengan sistem pelaporan, tetapi hanya Festival Budaya Queer yang diperlukan ditinjau kembali.
Pada akhirnya, panitia secara bersyarat menyetujui festival tersebut dengan ketentuan bahwa jika pertunjukan berlebihan yang tidak senonoh dan tidak bermoral ditampilkan dan dijual, festival selanjutnya dapat dibatasi. Golongan pembenci bersikeras melarang festival, berpendapat bahwa barang-barang yang meniru bentuk alat kelamin dijual di lokasi festival, maka keputusan pemerintah mempertimbangkan konteks yang sama.
Namun, melihat risalah rapat panitia, tidak ada standar yang jelas untuk pertunjukan berlebihan dan tidak bermoral, dan beberapa anggota mengatakan bahwa keberadaan orang LGBT berbahaya bagi pendidikan anak-anak atau harus membuat preseden untuk membatasi festival. Keputusan panitia menunjukkan bagaimana lembaga pemerintah menyensor keberadaan dan perilaku kaum LGBT berdasarkan kebencian dan prasangka bahwa 'Acara LGBT dan orang LGBT tidak bermoral'.
Ada banyak contoh lembaga pemerintah yang melakukan administrasi diskriminatif untuk acara LGBT.

Juga, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Korea Harian Kukmin, Walikota Seoul Oh Se-Hoon berkata, āPendapat pribadi saya menentang homoseksualitas,ā atau berkata, āJika ada tindakan yang merusak moral yang baik [...] penggunaan Seoul Plaza bisa dibatasi.ā Pemerintah kota telah mengungkapkan niatnya untuk menghentikan penyelenggaraan acara LGBT dengan menetapkan administrasi yang diskriminatif. Selain melindungi warga dari perlakuan diskriminatif dan kekerasan, kota Seoul dan walikota Seoul mengabaikan kenyataan dengan alasan 'kebiasaan dan moral' āāatau 'pendapat pribadi' dan lebih membenarkan penetapan diskriminasi oleh lembaga pemerintah.
Setelah keputusan panitia diumumkan, penyelenggara festival dan warga bertanya 'apakah standar untuk pertunjukan yang berlebihan?' ke kota Seoul, tetapi pejabat balai kota mengatakan bahwa itu akan didasarkan pada "apakah itu mengganggu masyarakat atau tidakā dan memberikan jawaban yang ambigu. Dapat diringkas bahwa pertimbangan akan diserahkan kepada penilaian subjektif dari setiap pejabat publik tanpa standar yang jelas, dan ini menyebabkan banyak masalah karena dapat menyebabkan pribadi LGBT memperkuat penghakiman diri yang tidak adil dan tidak perlu.
Diskriminasi Terhadap Kaum LGBT oleh Instansi Pemerintah Kembali Terulang
Masalah lain dengan pemeriksaan komite adalah jangka waktu. Keputusan yang seharusnya diambil dalam waktu 48 jam ditunda selama dua bulan. Penundaan ini mengingatkan kasus pendirian badan penyelenggara festival. Tahun lalu, kota Seoul memutuskan untuk tidak mengizinkan panitia penyelenggara mendirikan badan hukum setelah menunggu selama dua tahun. Selain itu, dalam jawaban yang komite ajukan ke Komisi Banding Administratif Pusat, komite berpendapat bahwa tujuan panitia penyelenggara untuk mengejar kesetaraan bagi kaum LGBT bertentangan dengan Konstitusi Korea sehingga menimbulkan protes publik.
Ada banyak contoh lembaga pemerintah yang melakukan administrasi diskriminatif untuk acara LGBT. Sebagai contoh, pada tahun 2017, ketika Queer Women's Network merencanakan Festival Olahraga Wanita Queer, Dongdaemun-gu (salah satu dari 25 distrik otonom Seoul) tiba-tiba membatalkan penyewaan stadium, dan Kantor Haeundae-gu Busan secara terang-terangan tidak mau mengadakan Festival Budaya Queer Busan 2019 dan ikut campur untuk menghalang acara. Selain itu, pada tahun 2018, Kantor Dong-gu di Incheon tidak mengizinkan penggunaan lapangan untuk Festival Budaya Queer Incheon, dan pada hari festival, golongan pembenci yang dipimpin oleh kelompok Kristen merusak barang dan kendaraan festival atau menyerang peserta. Akan tetapi, polisi tidak mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Pada Festival Budaya Queer Seoul ini, Duta Besar Amerika Serikat Goldberg dan diplomat lainnya hadir dan menyampaikan pendapat kesetiakawanan di atas panggung. Banyak orang LGBT merasa telah mendapat dukungan yang kuat melihat diplomat asing mempromosikan hak LGBT setiap tahun. Dukungan ini juga membuktikan kenyataan bahwa otoritas Korea, yang seharusnya paling dekat dengan masyarakat Korea, mendiskriminasi warga dan mendorong menghasilkan kekerasan. Walaupun Festival Budaya Queer Seoul ke-23 diadakan dan suara-suara dikeluarkan untuk mengkritik administrasi yang diskriminatif, inilah sebabnya memprihatinkan tentang tidak bertanggung jawabnya instansi-instansi pemerintah, terhadap berbagai acara LGBT yang diharapkan akan diadakan selanjutnya.
ā» Terima kasih kepada Goham 20, jurnalis pemuda Korea, atas kerja sama untuk pengambilan gambar di tempat Festival Budaya Queer.
Penerjemah bahasa Indonesia: Payung
Pemeriksa bahasa Indonesia: -
Penulis bahasa asal: Miguel
Pemeriksa bahasa asal: ź¶ķ, ė ģ“, ģģ¤ķ
Bahan Referensi
1. ģ“ģ ģ§(2018.09.11), "'ģ§ėØģ 린ģ¹', 'ģ¼ė°©ģ ķ
ė¬' ģøģ²ķ“ģ“ģ¶ģ ģģ ė¬“ģØ ģ¼ģ“?", ķź²Øė , https://www.hani.co.kr/arti/society/society_general/861537.html
2. ė°ė¤ķ“(2019.08.19), "ģ 3ķ ė¶ģ°ķ“ģ“문ķģ¶ģ ģ·Øģ... 'ķ“ģ“ėźµ¬, ķģ¤ģøė „ ė°©ź“'", ķź²Øė , https://www.hani.co.kr/arti/society/women/906219.html
3. ģģ¬ģ°(2021.08.27), "ģģøģ, źø°ģ¬ ģķ°ė¦¬ė” ģøģ©ķ“ ķ“ģ“ģ¶ģ ģ”°ģ§ģ ė²ģø ģ ģ² ė¶ķķ“", ķź²Øė , https://www.hani.co.kr/arti/society/women/1009436.html
4. ģ ķģ² (2022.04.14), "[ėØė
] ķ“ģ“ģ¶ģ ģ”°ģ§ģ ė²ģø ė¶ķķ ģģøģ..'ķė²ģ ģ“źøė'", ģģøģ 문, https://www.seoul.co.kr/news/newsView.php?id=20220414500064
5. ė°ķģ(2022.05.17), "'ģ±ģģģė ģ“ģ ė” ź³µź³µģģ¤ ģ“ģ© ģ ķ, ģė²'... ģ°Øė³ķģģ ģķ“ė°°ģ ģ±
ģ ģøģ ", ź²½ķ„ģ 문, https://m.khan.co.kr/national/court-law/article/202205171823001
6. ė°ķķ¬(2022.05.30), "ģģ넼 ģ§ģ¼ģ¼ ķ ģė ėźµ¬ģøź°", ź²½ķ„ģ 문, https://m.khan.co.kr/opinion/column/article/202205300300065
7. ė³ģ§ķ¬(22.06.07), "ģ
먼 ē¾źµė¬“ ė¶ģ„ź“, ķ리ģ ė± źµė“ ģ± ģģģģ ź°ė“ķ", ģ”°ģ ė¹ģ¦, https://biz.chosun.com/policy/politics/2022/06/07/SHKP36LVDZFX7AXWTB4FAWFJEE/
8. ģ“ģ ģ°, ģ ģģ¤, ė°ź³ ģ(22.06.10), "'ģģøź“ģ„ģ ķė 릓 ė¬“ģ§ź° ź¹ė°, ģ§ķ¬ ė§ķ ź°ģ¹ź° ģģ£ '", ķź²Øė , https://www.hani.co.kr/arti/society/society_general/1046547.html
9. ģ“ź·¼ģ(2022.06.15), "3ė
ė§ģ ķ“ģ“ ģ¶ģ , 7ģ 16ģ¼ ģģøź“ģ„ģ ģ“린ė¤", ģģøģ 문, https://m.seoul.co.kr/news/newsView.php?cp=seoul&id=20220615500054
10. ź¹ģ§ģ(2022.06.17), "'ģ ģ ģ ģ“ģė ķ“ģ“ģ¶ģ , ģģøź“ģ„ ėŖ©ģ ģ ģ ė§ģ'", źø°ė
ģ¼ė³“, https://www.christiandaily.co.kr/news/116204
11. ė
øģ§ėƼ(2022.06.22), "ģģøķ“ģ“문ķģ¶ģ 'ė°ģŖ½' ģ¹ģø, ė¹ķķ ģøė” ģ ģģ", 미ėģ“ģ¤ė, http://www.mediatoday.co.kr/news/articleView.html?idxno=304582
12. ģģ ģ°(ķė¦)(2022.06.28), "[ģøķ°ė·°] ģ“ģ, ķØź»ķģ, ėģź°ģ - ģģ ģ°(ķė¦) ģģøķ“ģ“문ķģ¶ģ ģ”°ģ§ģģģ„", ģ°øģ¬ģ°ė, https://www.peoplepower21.org/Magazine/1893381
13. ģģøķ¹ė³ģ(2022.07.01), "2022ė
ģ 4ķ ģģøķ¹ė³ģ ģ“린ź“ģ„ģ“ģģ민ģģķ ķģė”", ģģøķ¹ė³ģ, https://plaza.seoul.go.kr/open_activity#view/366735
14. ė°±ģģ¤(2022.07.05), "ģģøģģ ģģøķ“ģ“문ķģ¶ģ ė²ģøģ¤ė¦½ ź±°ė¶ė ģė² ā ģ±ģģģ ģ°Øė³ķģ ģ ėķ ķģ ģ¬ķ ģ²źµ¬ ģøģ©", ź³µź°, https://www.kpil.org/board_activity/20220705-1/
15. ė°ķģ(2022.07.07), "ģģøģ, ź“ģ„ ģ¬ģ© āģ”°ź±“ė¶ ķź°ā ė
¼ė", ź²½ķ„ģ 문, https://m.khan.co.kr/national/national-general/article/202207072121025
16. ė°ź³ ģ(2022.07.08), "ģģøģ ź³¼ė¤ė
øģ¶ źø°ģ¤ģ āėģ“ ģ°ķøė¦¼āā¦ķ“ģ“ģ¶ģ ģ“ź¹ģ„", ķź²Øė , https://www.hani.co.kr/arti/society/society_general/1050222.html
17. ź¹ģ¬ģ¤(2022.07.09), "ģ¤ģøķ ģģ„ 'ķ“ģ“ģ¶ģ ģ 첓 ź³¼ė¤ ė
øģ¶ģ ė“ė
ė¶ķ° ģ ķā¦ķģ„ ģ±ģ¦ ź°ķ'", źµėƼģ¼ė³“, https://m.kmib.co.kr/view.asp?arcid=0017259449
18. ź¹ģ ģ°(2022.07.16), "3ė
ė§ģ ģ“린 'ķ“ģ“ ģ¶ģ 'ā„źøø 걓ėģ 'ė°ė ģ§ķ'", MBC, https://imnews.imbc.com/replay/2022/nwdesk/article/6388931_35744.html
19. ģģøķ“ģ“문ķģ¶ģ ģ”°ģ§ģģķ(2022), "2022 ģ 23ķ ģģøķ“ģ“문ķģ¶ģ ", ģģøķ“ģ“문ķģ¶ģ ģ”°ģ§ģģķ, https://www.sqcf.org/sqcf202



Komentar